Hamparan sayuran sawi berwarna hijau cerah tumbuh subur di belakangan Kantor Desa Karya Makmur, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka.
Sayuran itu tumbuh di atas pipa memanjang yang telah dilobangi satu per satu. Di bawahnya gemericik air mengalir terdengar jelas saat mengelilingi area kebun yang kerap disebut hidroponik ini.
Di lahan seluas 1.500 meter ini juga ditanami ubi jalar ungu sebagai komoditas andalan di Desa Karya Makmur. Selain itu, juga dipercantik dengan bangunan yang diteduhi atap berwarna putih.
Walaupun dengan lahan yang terbatas, sayuran-sayuran itu tampak sehat dan jauh dari jangkauan hama. Kebun itu merupakan kebun hidroponik yang dikelola oleh ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Karya Makmur Bangka.
Kepala Desa Karya Makmur, Barwi Arkoni menuturkan, kegiatan ini sejalan dengan misinya untuk pemberdayaan masyarakat desa. Pemilihan hidroponik berawal dari minimnya ketersediaan lahan pertanian di Desa Karya Makmur yang padat akan pemukiman.
Namun kata dia hal tersebut bukan menjadi alasan masyarakat desa tidak produktif. Oleh karena itu, minimnya lahan tersebut perlu disiasati yang diwujudkan melalui tanaman hidroponik.
"Berawal dari rencana pembangunan desa, saya berorientasi bahwa untuk pengembangan usaha ibu-ibu PKK ini harus dimaksimalkan selain daripada UMKM yang telah ada," ucapnya kepada Bangkapos.com pada Kamis (14/7/2022) sore.
Berangkat dari kegelisahan tersebut, sambung Barwi hidroponik dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan Belanjan Daerah (APBD) yang menjadi bentuk usaha pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu PKK.
Selain itu, dikatakannya tanaman hidroponik disebut lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida. Pestisida sering digunakan untuk membasmi hama, sedangkan dalam hidroponik jumlah hama bisa berkurang atau bahkan tidak ada karena menggunakan air sebagai medium utama.
"Saya optimis, setelah melihat ketertarikan ibu PKK yang begitu semangat. Sehingga usaha hidroponik ini akan selalu dikembangkan dan ditambah media tanamnya," jelasnya sengan semangat.
Orang nomor satu di Desa Karya Makmur itu menilai usaha hidroponik tidak akan menyita waktu yang banyak, sehingga masyarakat dengan leluasa memanfaatkan waktu luangnya untuk mengelola hidroponik.
Ia menambahkan pengelolaan budidaya tanaman hidroponik ini melibatkan sekitar 6 perempuan PKK yang telah dimulai sejak Maret 2022 lalu. Proses panen pun akan dilakukan dalam waktu dekat yang selanjutnya dipamerkan juga melalui kegiatan Bangka Expo pekan depan.
"Ini tanaman kita baru 28 hari dan akan segera panen dalam waktu 35 hari," ucapnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap usaha hidroponik ini menjadi contoh agar setiap masyarakat di Desa Karya Makmur dapat membuat secara mandiri.
"Pemerintah desa akan mendukung penuh masyarakat yang ingin mendirikan hidroponik ini," tutupnya.